The Big Dreamer

The Extreme Genious Blog


Nama saya ramadhoni. Sebuah Nama yang cukup indah yang telah diciptakan oleh kedua orang tua saya. Saya adalah seorang aktivis di UNJ (universitas Negeri Jakarta). Sebenarnya saya ini adalah seorang pemuda biasa dan bertempat tinggal sederhana sama dengan pemuda lainnya. Akan tetapi sebuah anugrah yang telah diberikan Allah SWT kepada saya adalah sebuah "idealisme" yang belum tentu semua orang memilikinya.
Idealisme saya tumbuh tidak secara instan, itu karena idealisme itu tumbuh hingga seperti sekarang ini tidak lain tidak bukan karena sebuah proses yang cukup panjang. Idealisme ini menuntun saya untuk menjadi seorang aktivis yang pekerjaannya adalah sebagai pemegang pilar demokrasi yang kelima. Intinya kami ini ingin membangun negeri ini ke arah yang lebih baik dan menghindarkannya dari suasana yang sampai saat ini masih carut-marut akibat dari banyaknya kasus penyelewengan oleh para pemimpin kita yang sebenarnya adalah wakil kita yang telah diamanatkan untuk menjaga "bumi pertiwi" ini dari kehancuran.
Idealisme ini timbul dari rasa iba terhadap rakyat yang terus menerus berteriak meminta keadilan. Setiap hari baik di media massa, maupun kejadian yang langsung saya amati dengan mata kepala saya sendiri betapa menderitanya saudara-saudara kita yang hidupnya "beralaskan bumi dan beratapkan langit". Mereka berteriak kepada pemimpin-pemimpin kita disana... Tapi apa balasan yang mereka dapatkan??? Wakil-wakil rakyat kita seakan menutup mata terhadap penderitaan mereka dan hanya sibuk untuk memikirkan kepentingan diri sendiri maupun golongan yang tidak lain adalah bertujuan menambah pundi-pundi kekayaan.
Dengan adanya peristiwa ini yang setiap hari saya lihat maka timbullah rasa kepekaan terhadap mereka dan sebuah rasa keberanian untuk memberontak kepada pemerintahan yang "kacrut" dan selalu dihiasi KKN. Sejak saat itu saya senantiasa akan menjadi garda terdepan dalam melawan ketidakadilan dan rela untul mengorbankan masa mudanya hanya untuk memikirkan bangsa yang telah lama merintih dari kesengsaraan. Ibarat kata "sang garuda" pun menangis melihat kondisi kita yang setelah merdeka tidak menuju ke arah kemajuan akan tetapi semakin tenggelam dengan sebuah penjajahan versi baru.
Saya yakin bahwa perjuangan ini akan melelahkan ibarat mesin, darah kita akan menjadi bensinnya. Hingga tulang ini tak sanggup untuk menopang tubuh ini, akan tetapi semangat dan tekad pasti akan terus menopang diri ini. Dan kalau perlu nyawa ini ditukarkan agar bangsa ini dapat terlepas dari belenggu kesengsaraan dan penderitaan.
Semoga apa yang telah kami cita-citakan dapat terwujud meskipun tubuh terasa sulit untuk mewujudkannya. Hidup Mahasiswa!!!!!!